Jumat, 22 Mei 2009

MUSIBAH C 130 HERCULES

C 130 Hercules TNI AU


Tanggal 20 Mei 2009 merupakan hari yang sangat menyedihkan bagi Tentara Republik Indonesia, khususnya TNI AU karena untuk kesekian kalinya setelah sebelumnya F 27 Fokker jatuh di salah satu atap hangar Lanud Husein Sastranegara Bandung dan menewaskan 24 prajurit terbaik Paskhas, kecelakaan kembali terjadi pesawat angkut militer Lockheed C 130 Hercules TNI AU jatuh menghancurkan beberapa rumah penduduk lalu hancur dan terbakar di desa Geplak, Karas – Magetan Jawa Timur hanya beberapa kilometer dari Lanud Iswahyudi. Kecelakaan itu menyebabkan meninggalnya 100 orang lebih seorang Perwira Tinggi ikut gugur dalam kecelakaan ini, beberapa Perwira Menengah, Bintara, Tamtama dan warga sipil ikut menjadi korban. Para Petinggi Negara Presiden, Menham, Panglima TNI dan KSAU termasuk DPR RI komisi I cuci tangan dan saling menyalahkan, mulai dari masalah anggaran sampai dengan perawatan pesawat diperdebatkan di media massa.


Memang sangat ironis dan memprihatinkan, begitu banyak prajurit TNI yang gugur bukan karena bertempur mempertahankan NKRI yang kita cintai, tetapi kecelakaan yang seharusnya tidak perlu terjadi dan dapat dicegah. Saat ini sudah tidak diperlukan perdebatan, karena yang mendengar sudah bosan, setiap terjadi kecelakaan di lingkungan TNI maka selalu ramai diperdebatkan dan menjadi komoditas para politisi untuk tampil.sedangkan hasilnya nihil alias nol besar.


Yang diperlukan saat ini adalah langkah nyata baik dari pemerintah maupun dari DPR RI khususnya Komisi I jangan biarkan prajurit kita tewas dengan sia-sia, bila memang diperlukan penggantian alut sista baru ya segera diganti, prajurit kita di lapangan tidak mempersoalkan dari mana asal pengadaan peralatan itu, dari luar negeri atau dari dalam negeri yang penting dapat digunakan secara optimal dan tepat guna serta aman. Bagaimana tindakan nyata untuk peningkatan pendidikan dan pelatihan serta fasilitas pendukungnya, juga bagaimana tindakan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit, karena merekalah yang justru berada di garis paling depan untuk mempertahankan NKRI dengan meninggalkan keluarga mereka di rumah, sementara kita dan para politisi sedang bercengkrama dengan keluaga masing-masing dan mungkin ada yang sedang bersidang, berdebat seolah-olah sedang memikirkan nasib prajurit.


Untuk melengkapi gambaran tentang C 130 Hercules berikut artikel mengenai pesawat tersebut yang kami sadur dari Wikipedia Indonesia


Lockheed C-130 Hercules adalah sebuah pesawat terbang bermesin empat turboprop yang bertugas sebagai pengangkat udara taktikal utama untuk pasukan militer di banyak bagian dunia. Mampu mendarat dan lepas landas dari runway yang pendek atau tidak disiapkan, awalnya dia adalah sebuah pengangkut tentara dan pesawat kargo yang sekarang ini juga digunakan untuk berbagai macam peran, termasuk infantri airborne, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, dan ambulans udara. Sekarang ini ada lebih dari 40 model Hercules, termasuk beberapa kapal senapan, dan juga digunakan di lebih dari 50 negara. Melayani lebih dari 50 tahun, keluarga C-130 telah menciptakan rekor yang bagus untuk kehandalan dan daya tahannya, berpartisipasi dalam militer, sipil, dan bantuan kemanusiaan.


Keluarga C-139 memiliki sejarah produksi yang paling panjang dari seluruh pesawat militer. Yang pertama prototipe YC-130 terbang pada 23 Agustus 1954 dari pabrik Lockheed di Burbank, California, Amerika Serikat. Pesawater tersebut dipiloti oleh Stanley Beltz dan Roy Wimmer. Setelah kedua prototipe selesai, produksi dipindahkan ke Marietta, Georgia, di mana lebih dari 2.000 C-130 dibuat.
C 130 Hercules

Kejadian yang melibatkan C-130 Hercules
Pada 20 Mei 2009, Hercules TNI AU jatuh di desa Nggeplak, Kecamatan Karas, Magetan, Jawa Timur
Pada 17 Agustus 1988 Muhammad Zia-ul-Haq, Presiden Pakistan sejak 1978, tewas , ketika C-130 yang dia tumpangi jatuh setelah lepas landas. Duta Besar dan Jenderal Amerika Serikat pada waktu itu juga turut meninggal, bersama dengan orang lainnya yang berada dalam pesawat tersebut.
Hercules TNI AU jatuh di daerah Condet Jakarta, menewaskan 133 prajurit Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan 2 warga sipil. Tragedi di Condet terjadi pada 5 Oktober 1991 dalam perayaan HUT ABRI ke 46.
Ketika Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat, jenazahnya diaterbangkan dari Washington DC, AS ke Indonesia dengan menggunakan pesawat Hercules
Pendaratan Hercules pertama dikapal induk (KC-130F/Tanker) terjadi pada tanggal 30 Oktober 1963. Di Kapal Induk USS Forrestal (CVA-59). Diawaki oleh Letnan James H. Flatey III, LtCdr. WW Stovall, ADR-1 EF Brennan dan test pilot Lockheed Ted Limmer, Jr.
Atas pembebasan pilot Allen Pope Presiden RI Soekarno ditawari Presiden AS John F. Kennedy hadiah. Sebagai hadiahnya Soekarno meminta untuk ditunjukan wujud pesawat hercules yang masih baru pada saat itu. Alhasil Indonesia menjadi pengguna pertama C130 B diluar AS pada 1960. Kesepuluh pesawat C130B (termasuk dua varian tanker KC 130B) ini menjadi embrio lahirnya Skadron Angkut Berat Jarak Jauh TNI AU.


Varian L-100:
L-100 (sekelas C-130E)
L-100-20 (badan pesawat diperpanjang 8,3 kaki)
L-100-30 (badan pesawat diperpanjang 15 kaki, merupakan versi terlaris)
L-100J (dibatalkan)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar